Kita Telah Biasa

Kita diajarkan untuk terus memberi
Sampai lupa bagaimana cara menerima
Menerima pemikiran orang dengan terbuka
Menerima saran dengan ikhlas
Menerima kesalahan  dengan senyuman

Kita terlalu sering diarahkan berpikir positif pada diri
Hingga lupa bahwa diri tak selamanya benar
Lalu dengan mudah menyalahkan orang
Membiasakan diri pada pembenaran, bukan kebenaran

Kita disiapkan untuk terus maju
Tanpa mengingat bahwa mundur bukan berarti kalah
Lantas melabeli yang kalah pasti salah
Akibat kalimat “Kebenaran pasti menang”

Hidup terus kita arahkan ke atas
Lalu menganggap hina pada bawah
Kita terus menjadi tinggi
Hingga lupa cara merendah

Kualitas diri diyakinkan tak terbatas
Sedang kita sendiri serba terbatas
Seperti hidup melulu targetkan sukses
Tanpa tahu bagaimana rasa berproses
Lantas lupa bahwa hidup bukan hanya tentang kata mata
Lalu tanpa sadar sabar dan ikhlas pernah ada

Dan kita telah benar-benar meninggi
Tinggi jabatan, tinggi pengetahuan, tinggi kekayaan, dan tinggi hati
Hingga akhirnya lupa bagaimana rasa menjadi bawah,
Bagaimana cara memaklumi dengan tak menyebut bodoh,
Bagaimana memahami berbagi, dan rendah hati

Kita telah biasa menjadi dewa
Tanpa sadar telah kehilangan kemanusiaan
Lalu lupa cara memanusiakan manusia
Kau, aku: kita telah lupa bagaimana menjadi manusia
Sebab menjadi dewa teramat indah dan sedap dipandang mata 

*HK

Tuban, 1 April 2019

Dalam perenungan menjadi bawah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutu Busuk

‘Mencuri’ (Pesan) Raden Saleh Bersama Komplotan MRS

MANGKUJIWO: Suguhkan Thriller-Gore-Horror yang Nikmat