Belajar Saling Menyembuhkan Bersama My Mister



Saya sedikit menyesal baru menonton serial yang sangat menyenangkan dan “menyembuhkan” seperti serial My Mister yang ditayangkan di tvN, sebuah stasiun tv kabel di Korea Selatan. Serial yang dibintangi oleh Lee Sun-Kyun dan Lee Ji Eun (IU) ini mengangkat tema sosial yang sangat erat dengan kisah sehari-hari. Saya merasa harus menulis ini, review ini harus saya bagikan kepada semua orang agar kita bersama dapat saling menyembuhkan.


Awalnya banyak yang kontra dengan dipasangkannya Mbak Ayu (baca : IU) dengan ahjussi (lelaki paruh baya) seperti Lee Sun-Kyun, tetapi setelah melihat inti cerita, menjadi serasa pas dengan semua bintang yang membangun keseruan serial yang tayang pada 2018 ini.

Yah, inilah kenapa saya menyebut diri saya sangat menyesal karena terlambat menonton serial luar biasa ini. Awalnya saya sudah tertarik dengan beberapa trailer dan poster yang diposting di beberapa fanpage dan berita tentang Korea.  Tentu saja saya tertarik karena adanya Mbak Ayu sebagai bintang utama. Perempuan mungil yang penuh pesona dan kekuatan suara melebihi perawakannya ini benar-benar mampu menjadi magnet tersendiri bagi sebagian orang terutama yang menyukai lagu-lagunya.

Pada akhir 2019, saya baru bisa mendapat full episode untuk serial ini, karena beberapa factor, salah satu yang paling utama adalah faktor lupa. Tapi saya berterima kasih pada teman saya karena telah menyimpan serial ini untuk saya tonton. Makasih Mella.


Tak sampai satu minggu, mungkin hanya empat atau lima hari saya telah merampungkan serial ini. Berkisah tentang Lee Ji An (IU) dan Park Dong Hoon (Lee Sun-Kyun) yang memiliki latar belakang berbeda tetapi dipertemukan dalam sebuah masalah yang membuat mereka menjadi semakin dekat bahkan saling melindungi dan menyembuhkan. Tentu saja selain kisah dua orang sebagai tokoh utama ini, masih ada kisah lain dari pemain pendukung yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Ini bukan hanya soal kisah cinta. Jika mengharapkan adanya kisah cinta antara gadis muda Lee Ji An yang berusia 21 tahun dengan pria paruh baya Park Dong Hoon yang berusia 40 tahun, silakan segera hilangkan pemikiran itu. Lebih jelasnya akan saya jelaskan di bawah ini.


Alur

Lee Ji An (selanjutnya kita sebut Ji An), seorang gadis muda yang sejak kecil hidupnya sulit karena kedua orangtuanya telah meninggal dan ia hidup dengan neneknya yang bisu. Neneknya terlibat hutang dengan rentenir yang selalu bermain kasar yang mengakibatkan Ji An dan neneknya sering dipukuli, bahkan pernah suatu ketika saat Ji An dan neneknya dipukuli dan berada dalam bahaya, Ji An menusuk dan membunuh sang rentenir untuk melakukan pembelaan, itu terjadi ketika ia berusia belasan tahun.

Namun penderitaan Ji An dan neneknya tidak berhenti di sana, karena anak rentenir juga melakukan hal yang sama kepada mereka dan itu terjadi bertahun-tahun hingga dewasa. Ji An, karena kehidupannya yang suram telah membentuknya menjadi perempuan kuat dan tangguh sekaligus cerdas. Ia melakukan apapun untuk menghidupi dirinya dan neneknya yang semakin tua dan sakit-sakitan. Ia diterima bekerja sebagai pekerja magang di sebuah perusahaan yang mempertemukan ia dengan Park Dong Hoon sebagai manajernya. Ketika malam ia bekerja sampingan di rumah makan sebagai tukang cuci piring. Bahkan ketika ia mencuci, ia mengambil sisa makanan di tempatnya bekerja sampingan untuk ia makan di rumah (adegan ini benar-benar menggetarkan hati saya). Ya, Ji An hanya makan dari sisa makanan di tempat ia bekerja sebagai pencuci piring, dan membelikan tomat buah untuk dimakan neneknya. Lalu di mana uang gajinya di perusahaan? Tentu saja ia bayarkan untuk hutangnya yang menumpuk hingga 18 juta Won. Setiap minggu ia selalu didatangi putra rentenir.


Suatu ketika, Ji An mengetahui rahasai besar CEO perusahaannya. Melihat ada kesempatan untuk mendapat banyak uang dari CEOnya, ia berusaha membantu dan menutupi rahasia CEO yang sebenarnya berhubungan dengan Park Dong Hoon, itu karena CEO selingkuh dengan istri Park Dong Hoon yang pernah menjadi teman semasa kuliah. Ji An menawarkan bantuan kepada CEO dengan jaminan ia dapat mengeluarkan Park Dong Hoon dari perusahaan dengan perjanjian ia mendapat uang tambahan yang lebih besar dari CEO.  Masalah telah diciptakan Ji An untuk menjebak Dong Hoon, tetapi justru membawanya dekat dengan Dong Hoon bahkan jatuh hati dengan Dong Hoon.

“Ahjussi, aku suka suaramu, langkah kakimu, kata-katamu, aku suka semuanya” inilah yang dikatakan Ji An selama ia mengikuti dan menyadap ponsel Dong Hoon. Ia akhirnya mengetahui segala masalah dalam kehidupan Dong Hoon. Mengapa Ji An jatuh hati pada Dong Hoon? Itu karena sebanyak apapun masalah yang dialami Dong Hoon, ia terus bersabar dan mencoba menutupi masalah keluarganya, bahkan terus mempertahankan keutuhan rumah tangganya. (barangkali saya juga akan jatuh hati pada sosok Dong Hoon).


Kualitas akting aktor yang mumpuni

Selain alur cerita yang menyenangkan dan menggetarkan, tentu saja adanya dukungan dari aktor yang menghidupkan karakter dengan apik dan epic. Lee Sun-Kyun tidak bisa dipungkiri, jam terbangnya sebagai aktor memang sudah diakui jempolan. Selain itu, acting Mbak Ayu juga semakin bagus bahkan ia dapat menghidupkan karakter suram dari sosok Ji An. Karakter yang selama ini belum pernah ia perankan. Dari sinilah ia diganjar dengan penghargaan Top Excellence Middle-Length Drama (Female) atau akrtris terbaik drama dalam acara  APAN Stars Award 2018. Selain kedua aktor utama di atas, aktor pendukung lain juga melakukan perannya dengan sempurna sehingga penonton benar-benar dibuat seakan ikut merasakan rasa yang dibangun dalam karakter tersebut.


Belajar Hidup sebagai Manusia

Selain plot cerita yang luar biasa, serial ini juga memiliki pesan dalam terhadap kehidupan sebagai manusia. Menyorot masalah yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan seperti setiap orang pernah gagal, atau dalam suatu perkumpulan terdapat komunitas yang dipenuhi orang-orang yang gagal, yang di dalamnya terdapat dua saudara Park Dong Hoon. Tetapi seberat apapun, kegagalan itu tak ditunjukkan dengan kesedihan melainkan dengan tetap bertahan dan terus berjalan. Sepahit apapun kegagalan itu, jika ada teman yang mengerti maka kepahitan akan menjadi kebahagiaan. Tentu saja tidak semudah itu. Butuh keikhlasan untuk dapat menjalani. Bahkan beberapa orang yang hidupnya lebih beruntung dibandingkan kehidupan kelompok dari dua saudara Park Dong Hoon, merasa lebih nyaman berada di kelompok tersebut karena ada kehangatan. Hal ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan itu bukan hanya soal uang tetapi adanya kehangatan dari orang-orang tercinta.


Belajar Saling Menyembuhkan

Kisah Ji An dan Dong Hoon yang terlibat masalah akhirnya merujuk pada kisah saling menyembuhkan. Ji An yang awalnya ingin melakukan perbuatan buruk pada Dong Hoon merasa iba dan tertarik dengan seluruh kesabaran dari Dong Hoon. Seorang pria yang diselingkuhi istrinya tetapi dengan susah payah mempertahankan keutuhan rumah tangganya karena berpikir kebahagiaan rumah tangga bukan hanya atas dasar cinta tetapi ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan salah satunya adalah anak. Ji An yang awalnya menyadap ponsel Dong Hoon akhirnya tahu semua masalah Dong Hoon hingga membuatnya jatuh hati dan memberikan jalan serta membantu Dong Hoon untuk mempertahankan rumah tangganya.

Sementara bagi Dong Hoon, ia merasa iba dengan kehidupan Ji An. Gadis muda yang harus menjalani kehidupan suram dan menjadi tulang punggung bagi neneknya. Kenakalan Ji An bahkan tak membuatnya marah justru ia merasa ingin membantu Ji An, meskipun ia tahu telah disakiti Ji An.

“Anak semuda itu dapat berpikir dewasa lebih cepat karena kehidupannya yang suram dan sulit,” Park Dong Hoon. Demikianlah yang dipercayai Dong Hoon dan membuatnya kasihan serta terus mencoba membantu Ji An.

Di sisi lain, putra rentenir yang sebenarnya menyukai Ji An juga berusaha membantu Ji An dengan caranya. Ia seorang yang berada dalam kepelikan hidup. Di satu sisi, ia membenci Ji An karena telah membunuh ayahnya, tetapi di sisi lain ia menyukai Ji An. Sebuah rasa yang pelik dan menyiksa, tetapi nurani tetap menjadi pimpinan atas segala emosi dan kemarahannya pada Ji An. Inilah yang kemudian memunculkan sebuah pelajaran yang sangat mendalam yakni mengingatkan kita untuk saling membantu, saling memahami dan menghargai hingga memunculkan sebuah hal yang manis untuk dapat saling menyembuhkan.


Ending yang Menyenangkan

Ini yang membuat saya sangat kagum dengan serial yang menyabet Daesang Award sebagai drama terbaik bahkan disebut-sebut sebagai drama terbaik sepanjang masa oleh pecinta drama Korea.


Sepanjang episode mulai dari episode 1 sampai 15, saya tidak menangis sama sekali bahkan ketika adegan yang memilukan saat Ji An dan neneknya yang mengalami kesulitan, saat Ji An dan neneknya yang disiksi putra rentenir, atau ketika Dong Hoon menahan tangis dan amarah pada istrinya dengan sabar. Adegan itu membuat hati saya bergetar tetapi tidak menangis. Anehnya, ketika di episode akhir yakni episode 16 yang sebenarnya semua dapat terselesaikan dan dengan ending yang menyenangkan, saya tidak sadar telah meneteskan air mata. Ia terus mengalir dengan keadaan hati saya yang sebenarnya baik-baik saja. Semuanya benar-benar baik-baik saja tetapi air mata saya terus mengucur, seakan semua proses kehidupan, semua kesuraman hidup yang dialami Ji An atau seluruh kesulitan Dong Hoon benar-benar telah sembuh. Melihat Ji An baik-baik saja dengan sejuta cinta dan kekaguman pada Dong Hoon, menatap Dong Hoon yang sukses pada pekerjaannya dan masih baik pada Ji An benar-benar memberikan kesan yang menyenangkan. Seperti luka yang dalam tetapi sembuh meskipun masih ada bekasnya tetapi itu yang membuat kita sadar untuk belajar pada masa lalu. Sebuah kekuatan yang muncul dari kesulitan. Sebuah sinar yang hadir dalam kegelapan.

Pada akhirnya, serial ini menyadarkan kita bahwa sepahit apapun kehidupan, jika kita berniat sembuh dan mengubah diri, maka semua akan baik-baik saja.

“Tidak apa-apa, ini bukan hal penting” Park Dong Hoon

Ditutup dengan pertanyaan dari Dong Hoon untuk Ji An, “Ji An, sudahkah kau menemukan kenyamanan bagi dirimu sendiri?” seakan pertanyaan itu juga ditujukan untuk kita sebagai penonton. Kita adalah Ji An, kita adalah Dong Hoon, kita adalah orang-orang yang pernah gagal tetapi tetap bahagia dan bersyukur.


Akhir kata, saya ucapkan terima kasih untuk Lee Ji An dan Park Dong Hoon juga semua aktor dan crew yang terlibat. Terima kasih telah mengajarkan kami untuk tak lupa bersyukur. Terima kasih telah membuat serial yang hebat ini. 
10/10 untuk My Mister. Tabik My Mister.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutu Busuk

‘Mencuri’ (Pesan) Raden Saleh Bersama Komplotan MRS

MANGKUJIWO: Suguhkan Thriller-Gore-Horror yang Nikmat