The Penthouse Season 3: Antara Dendam dan Karma

 


Sejak dimulainya The Penthouse pada 2020 lalu, euphoria drama ini terus bergulir dan semakin banyak diminati. Penonton agaknya mulai banyak yang ter-Penthouse-Penthouse karena alur cerita yang menarik dan menambah tekanan darah serta memacu penonton untuk memahami teori tentang The Penthouse. Berjalan selama 3 season dalam kurun waktu satu tahunterhitung sejak Oktober 2020 hingga September 2021, The Penthouse terus merajai rating di waktu penayangannya. Hal ini terbukti meskipun memiliki alur absurd tetapi penonton Korea cukup menikmati alurnya.

Awal kemunculan The Penthouse sepertinya sudah mengandung semiotik atau lambing yang dibuka dengan miniature para tokoh seakan-akan menyerupai dewa-dewi dalam mitologi Yunani. Kode ini rupanya bukan hanya sebagai daya tarik tetapi juga berlanjut di sebagian alur cerita dengan konflik utama antara Joo Dan Tae (Uhm Ki Joon) dengan Shim Su Ryeon (Lee Ji Ah) yang apabila dirunut dengan cocoklogi kisah dewa-dewi Yunani maka tidak jauh berbeda dengan kisah Zeus dan Hera.

Joo Dan Tae menikahi Shim Su Ryeon karena tipu dayanya, padahal Su Ryeon tidak mencintai Dan Tae, inilah yang memiliki kemiripan dengan Zeus yang menipu Hera agar dapat dinikahi. Selain dua karakter tersebut, The Penthouse juga berfokus pada women centris, antara tiga wanita pemeran utama yakni Shim Su Ryeon, Cheon Seo Jin (Kim So Yeon), dan Oh Yoon Hee (Eugene) yang masing-masing karakter merepresentasikan dewi-dewi Yunani. Ketiganya merepresentasikan tiga dewi tercantik di Olympus.

Cheon Seo Jin, missal, digambarkan sebagai seorang primadona yang banyak dikagumi dan dicintai (sesuai sinopsis awal) merepresentasikan Dewi Afrodit sebagai dewi cinta yang menjadi primadona di Olympus. Semua orang terpana melihat kecantikan Afrodit, sama halnya dengan Cheon Seo Jin.

Berikutnya adalah sosok Oh Yoon Hee yang memeiliki kecerdasan dalam membuat strategi agar dapat menjadi bagian dari penghuni Hera Palace. Ia diceritakan sebagai orang kalangan bawah sebagai representasi manusia, sedangkan penghuni Hera Palace dipresentasikan sebagai ‘dewa’.  Maka, lantas saat Yoon Hee dapat tinggal di Hera Palace ia telah menjadi manusia setengah dewa. Tentu saja adanya Yoon Hee di Hera Palace atas persetujuan Dan Tae karena telah ditawarkan kerja sama oleh Yoon Hee. Oh Yoon Hee merepresntasikan sosok Dewi Athena sebagai dewi perang dan strategi serta memiliki kebijaksanaan yang merupakan putri dari Zeus dan manusia biasa yang lantas menjadikannya sebagai manusia setengah dewi. Dewi Athena dikisahkan menjadi salah satu sosok yang akan menggulingkan Zeus dari tahtanya. Sama halnya dengan Yoon Hee, meskipun ia awalnya bekerja sama dengan Dan Tae tetapi akhirnya ia menjadi musuh Dan Tae.

Hal ini diperkuat lagi dengan adanya adegan di season 3 saat Dan Tae berdialog dengan patung burung hantu yang seolah-olah dia berbicara dengan Yoon Hee. Burung hantu adalah lambing dari Dewi Athena, dari sini semakin terlihat Yoon Hee adalah Athena.

Begitu juga dengan Su Ryeon yang memiliki kemiripan sifat dengan Dewi Hera sebagai dewi yang pendendam. Su Ryeon menaruh dendam terhadap Dan Tae dan Seo Jin yang sudah menipunya dan berselingkuh di belakangnya. Dewi Hera adalah dewi pernikahan, meskipun ia tidak mencintai Zeus tetapi ia sangat menghargai sebuah pernikahan. Zeus yang memiliki hobi berselingkuh membuat Hera menghukum selingkuhan Zeus, sama halnya dengan Su Ryeon yang menghukum Dan Tae dan Seo Jin.

Dan Tae dan Su Ryeon terus bertarung sengit antara balas dendam dan mempertahankan tahta sebagai pemilik Hera Palace. Maka jelas dalam hal ini Hera Palace bagaikan gunung Olypus, tempat tinggal para dewa.

Ditulis oleh Kim Soon Ok yang sudah menulis drama makjang, memang hobi mempermainkan perasaan penonton. Sejak season 1 hingga 3 tentu saja penonton sangat menantikan akhir kisah para penghuni Hera Palace. Season 3 menjadi season pamungkas dan yang paling ditunggu karena menantikan nasib para tokoh, baik pemeran utama hingga Hera Kids.

Episode pamungkas season 3 sudah ditayangkanyang menyisakan kekagetan penonton. Alih-alih memberikan akhir yang ‘bahagia’, Kim Soon Ok justru memberikan ending yang tidak dibayangkan penonton. Melihat hal ini saya rasa ending The Penthouse cukup pas bagi masing-masing karakter, mengingat genre drama ini adalah makjang dan isu utamanya adalah ‘perang’ (war in life): keserakahan, dendam, egoisme, nafsu, dan kehilangan rasa kemanusiaan.

Oke, dari sinilah inti yang akan dibahas. Diawali dengan kematian Joo Dan Tae yang tewas dengan cara yang sama seperti orang-orang yang ia siksa dan bunuh. Lho siapa saja? Kok bisa? Ya tentu bisa. Kim Soon Ok sudah memikirkan akhir kisah dari si pembuat onar itu dengan kematian yang sama persis seperti yang ia siksa dan bunuh. Dan Tae meninggal dengan tembakan di kepala oleh Su Ryeon sama seperti saat ia menembak suami pertama Su Ryeon di kepala, kemudian jatuh di ketinggian lantai 100 Hera Palace persis seperti cara jatuhnya Min Seol Ah, gadis yang ia siksa bahkan hampir dibunuh. Lantas kenapa Dan Tae tidak jatuh di pangkuan patung Dewi Hera? Mengingat jika secara logika tentu saja jika jatuhnya di lokasi yang sama dengan Seol Ah bahkan sama-sama menjebol atas Hera Palace lantai 1, maka logiknya ia pun ‘ditangkap’ oleh patung Dewi Hera, tapi nyatanya tidak. Mengapa ia justru jatuh di air? Sebab Oh Yoon Hee juga meninggal di air, orang yang Dan Tae siksa bahkan hampir dibunuh. Maka clear, Dan Tae telah menerima karma dari tiga orang yang ia bunuh  (Suami Su Ryeon) dan siksa (Yoon Hee-Seol Ah).

Kedua adalah kematian Shim Su Ryeon. Su Ryeon meninggal karena bunuh diri. Penonton tentu bertanya-tanya mengapa Soon Ok mematikan karakter ‘malaikat’ seperti bunda Su Ryeon, dengan cara bunuh diri pula. Kitatahu, saat Su Ryeon tenggelam, ia menyampaikan pesan dan kesan bahwa ia telah melihat banyak kematian orang-orang terdekatnya karena memuaskan nafsu dendamnya. Kalau saja ia tidak membalas dendam, mungkin saja tidak ada pertumpahan darah. “Tapi kan Su Ryeon harus melakukan itu untuk menuntut keadilan atas kejahatan Dan Tae,” mungkin ini akan menjadi jawaban bahwa kejahatan harus dibayar tuntas sebagaimana rindu yang menggebu.

Soon Ok adalah seorang penulis, dan penulis memiliki cara berbeda untuk menyampaikan pesan yang baik kepada penonton. Karena drama ini penuh dengan keburukan, jelas Soon Ok ingin menyampaikan bahwa Keburukan tidak akan menghasilkan hal baik. Sama halnya dengan Su Ryeon, meskipun ia menuntut keadilan tetapi ia melakukan dengan cara yangtidak benar. Niat baik yang dilakukan dengan cara buruk tetap akan melahirkan keburukan pula (eea ea eaaa)

Kim Soon Ok barangkali ingin menyampaikan bahwa sebagai manusia sudah semestinya kita tidak menuhakan nasfu tetapi hati nurani (udah kek motivator aja). Inilh cara penulis menyampaikan pesan. Sekali lagi “Tidak ada hal buruk yang melahirkan kebaikan.” Terlebih lagi Su Ryeon sebagai salah satu tokoh utama yang menjadi benang merah jalannya cerita. Tidak semua kematian adalah kesedihan. Beberapa orang mungkin lebih memilih mati daripada hidup dalam rasa bersalah atau karena kematian bisa membebaskan mereka dari penderitaan hidup di dunia (terlepas dari agama ya).

Kematian SuRyeon adalah pilihannya, karena ia merasa bertanggung jawab atas kematian banyak orang, termasuk Yoon Hee: sahabatnya. Selain itu, kematian Su Ryeon memang harus dilakukan untuk memberikan ‘karma’ buat tokoh lain. Siapa? Nanti kita Bahasa.

Oke lanjut ke kematian Cheon Seo Jin karena bunuh diri pula. Seo Jin bunuh diri karena merasa tak ingin menjadi beban bagi Eunbyeol, apalagi ia telah sakit dan tentu akan tetap meninggal. Meski demikian Seo Jin tetap menjadi ibu yang memikirkan anaknya, meski menurut saya di sinilah Seo Jin menghilangkan keegoisannya dan menjadi ibu yang baik. Banyak penonton yang menilai bahwa Seo Jin adalah ibu yang baik sejak dulu. Mungkin mereka lupa bahwa orang baik tidak akan mengarahkan pada perbuatan buruk. Seo Jin bukan ibu yang baik, ia hanya ibu yang tidak bisa menanggalkan keegoisan dan meninggalkan anaknya secara bersamaan. Maka Eunbyeol menjadi korban atas keegoisan Seo Jin karena ketidakmauan dia untuk kalah dari lainnya. Sementara Su Ryeon justru dianggap ibu yang paling buruk di antara ibu yang lain. Su Ryeon dalam hal ini justru ibu yang lebih baik dari Seo Jin, karena meski ia memiliki waktu yang sedikit untuk Seokhoon-Seokyung, tetapi ia tetap ada perhatian dan mengarahkan mereka pada kebaikan meskipun menyakitkan. Ibu yang baik bukan menghalalkan segala cara untuk diakui sehingga mengarahkan pada keburukan, ibu yang baik adalah mengarahkan pada hal-hal baik meski itu menyakitkan. Ingat adegan Su Ryeon yang mengeluarkan Seokyung dari Cheong Ah? Sikap Su Ryeon tepat dan tegas, bahwa keburukan harus ada hukumannya meskipun menyakitkan bagi Seokyung. Su Ryeon ingin mengajarkan pada Seokyung bahwa ia harus menerima konsekuensi atas perbuatannya. Berbeda dengan Seo Jin yang melakukan apapun untuk Eunbyeol sekalipun dengan cara curang. Maka di akhir, Seo Jin akhirnya menjadi ibu yang tidak lagi membayangi Eunbyeol. Kematiannya menjadi alasan bagi Eunbyeol untuk dewasa tanpa campur tangan Seo Jin.  

Nah, selanjutnya ending untuk Hera Kids. Di sinilah kentara adanya karma atas apa yang dilakukan orang tua mereka dan anak yang akhirnya harus menerima karma itu. Dimulai dari Seokyung si pembully yang sudah dididik Dan Tae menjadi awur-awuran itu kini menjadi anak yatim-piatu setelah Su Ryeon meninggal. Inilah yang saya maksud bahwa kematian Su Ryeon menjadi daya dukung buat ending Seokyung sebagai karmanya. Kok bisa?

Di episode awal season 1, Seokyung telah melakukan pembullyan terhadap Seol Ah—saudara kembarnya sendiri. Seol Ah selama ini hidup sebagai anak yatim-piatu dan berjuang sendiri dengan berbagai pekerjaan paruh waktu. Satu-satunya sandarannya adalah kakak angkatnya—Logan. Begitu juga dengan Seokyung. Ia akhirnya memilih untuk tidak berpangku tangan pada Seokhoon dan bekerja paruh waktu menjadi guru les dan pelayan resto, persis seperti Seol Ah. Termasuk kurangnya adegan antara Su Ryeon dan Seokyung. Ya memang harus demikian, jika Seokyung diberikan adegan yang cukup banyak dengan Su Ryeon maka akan tidak adil buat Seol Ah yang meskipun ia tidak tahu orang tua kandungnya, ia tetap mendoakan Su Ryeon bahagia, berbeda dengan Seokyung meskipun ia tahu dulu Su Ryeon bukan ibu kandungnya tetapi perlakuan Seokyung sangat buruk terhadap Su Ryeon. Seokyung harusnya bersyukur ia masih memiliki ibu. Maka tentu penulis mengurangi adegan Su Ryeon dan Seokyung sebagai anak-ibu di akhir episode sebagai salah satu bentuk karma buat Seokyung.

Seokyung menerima karma atas apa yang ia lakukan terhadap Seol Ah. Lalu kenapa Seokhoon, Jeni, dan Minhyuk tidak? Seokhoon sudah jadi anak baik setelah beberapa episode kematian Seol Ah, jadi kejahatan Seokhoon tidak separah Seokyung. Sementara Jeni juga sudah merasakan karma dibully oleh Seokyung dan lainnya di season 2. Maka selesai urusan Jeni. Minhyuk sudah malu dengan tingkah kedua orang tuanya dan akhirnya memilih untuk menghukum diri mengikuti wamil. Clear.

Selanjutnya adalah Eunbyeol yang menjadi pemandu lagu di gereja. Ia melukai lehernya agar tidak lagi bernyanyi, seperti Oh Yoon Hee yang dulu lehernya disayat Seo Jin. Begitu juga dengan Rona yang menjadi primadona seperti Cheon Seo Jin. Yes, lengkap sudah akhir dari The Penthouse yang diawali oleh nafsu, dendam, hingga karma.

Jadi jangan lagi ada kemarahan antara kita dengan The Penthouse. Semua sudah diatur sesuai porsinya, sebab penulis lebih paham apa yang harus dilakukan, Soon Ok sudah adil dalam mengisahkan tiap tokoh. Sebagai penonton kita harus bisa ‘membaca’ lambang dari penulis. Salam peka dan damai. Salam cinta dan kemanusiaan.

“Seorang terpelajar harus berlaku adil sejak dalam pikiran apalagi perbuatan”. Tabik.

Komentar

  1. Wahh bener bener bagus banget!!!! Keren banget, pertama mau baca males banget, tapi pas udah di baca semuanya bener bener keren❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo. Makasih ya udah mau baca. Makasih juga apresiasinya

      Hapus
  2. Keren banget njem ini harus diliat fans Penthouse

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo. Makasih udah mau baca. Ayo kasih lihat ke fans penthouse lain biar bisa saling diskusi

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutu Busuk

‘Mencuri’ (Pesan) Raden Saleh Bersama Komplotan MRS

MANGKUJIWO: Suguhkan Thriller-Gore-Horror yang Nikmat