Tujuh Rekomendasi Drama Korea untuk Menemani Masa di Rumah Saja
Selamat malam, Pembaca.Lama tak menyapa. Saya sapa kali ini karena saya tengah gabut, selain karena saya sudah menjadi kaum 'rumahan' dalam dua bulan ini, saya juga
tak bisa ngopi. Maka, daripada saya hanya rebahan tanpa ada kehidupan (diskusi, atau ketemuan misalnya), saya tulis beberapa hal yang belakangan semakin
santer dibicarakan banyak orang termasuk publik figur kita, apalagi kalau bukan
"Drama Korea". Iya, beginilah, Pembaca. Selama masa karantina ini,
orang-orang (bukan semua) menyibukkan diri dengan nonton Drama Korea. Bicara
tentang Drama Korea, saya jadi ingat, rupanya saya sudah jadi "Drakor
Lovers" selama 9 tahun, terhitung sejak 2011 lalu saat saya masih duduk di
bangku SMK. Awalnya saya juga cukup heran pada teman-teman saya, mengapa mereka
menyukai drakor, mengapa mereka lebih menggilai drakor daripada sinetron atau
film Indonesia (saat itu). Saya sendiri sejak SD menjadi pecinta Film Harry
Potter, Mr. Bean juga. Tak ada sedikit pun minat saya pada drakor. Baru 2011
saya sedikit 'memaksakan' diri nonton drakor perdana, dan iya, saya tertarik.
Tentu saja perjalanan saya menjadi penikmat drakor sudah cukup banyak melahap
berbagai genre dalam dunia perdrakoran. Tapi tujuan saya kali ini ingin berbagi
tentang beberapa drakor yang menjadi drakor paling sering saya tonton dan tentu
saya rekomendasikan kepada teman-teman Pembaca (jika berkenan).
1. Memorist
Drama ini tayang Maret 2020. Masih sangat
hangat. Saya tonton drama ini sebanyak 4 kali. Sejak awal saya memang menyukai
genre misteri, fantasi, action, thriler macam ini. lengkap sudah genre favorit
saya ada di drama ini. Maka, tak ada alasan saya tak menonton drama ini. Jujur
saja, pertama kali nonton, saya sangat bingung dan menyadari bahwa drama ini
bukan untuk mereka yang malas berpikir (seperti saya) sebab alurnya memang
sangat rapi dan cukup cepat. Saya pikir penulis sangat jenius dalam pembuatan
drama ini. Saya bahkan sampai banyak 'memfitnah' para tokoh dan berakhir gagal
menebak pembunuh sebenarnya. Plot twist yang luar biasa.
2. My Mister
Drama ini bergenre
'silce of life'. Drama yang mengangkat kehidupan sehari-hari masyarakat
menengah yang setengah-setengah, tak kaya, tak terlalu miskin, tapi juga tak
berkecukupan. Saya memilih drama yang di rilis pada 2018 lalu karena dapat
'menyembuhkan'. Ya, begitulah saya bisa menggambarkan secara keseluruhan. Drama
ini mungkin sangat tepat menemani kita dalam keadaan yang memprihatinkan ini.
Kita merasa kekurangan, tetapi kita lupa bahwa ada orang di luar sana yang
ingin berada di posisi kita. Hidup hanya soal sudut pandang, begitulah kiranya
ungkapan dalam drama ini. Setiap orang memiliki kekurangan, maka dengan
kekurangan itu sudah tentu kita saling mengerti, memanusikan, dan saling
menyembuhkan. Faktanya, selama 15 episode dari 16 episode, saya tidak menangis
sama sekali (sesekali hati agak tergetar) saat seharusnya orang-orang menangis
pada beberapa adegan. Tapi pada episode akhir, yang seharusnya berakhir bahagia
(spoiler), mata saya justru mengucurkan air saat hati saya sedang baik-baik
saja. Ajaib. Tapi begitulah keadaannya. Seakan luka yang telah menumpuk selama
15 episode itu tersembuhkan, dan rasa haru sekaligus bahagia tumpah ruang di
episode akhir.
3. Gu Family Book
Drama tahun 2013
ini sudah saya tonton sembilan kali. Iya, kalian tak salah baca. Sembilan kali
saya menonton drama ini. Selain genre thriller, action, saya juga menyukai
drama berlatar sejarah apalagi tentang perjuangan dan nasionalisme. Setiap kali
saya menonton drama ini, saya selalu menemukan hal baru. Ini seperti karya
sastra yang penuh semiotik untuk dipahami. Saya menemukan kemanusiaan,
nasionalisme, perjuangan, dan cinta (dalam hal lain) pada drama ini. Bahkan
beberapa qoute-nya masih saya ingat betul. Masing-masing karakter yang
diciptakan hampir dapat mewakili semua karakter dan jenis manusia, pun
menyadarkan saya untuk melihat cara pandang yang berbeda dalam semua hal. Cocok buat jadi tontonan untuk bisa memandang dengan cara yang lebih bijaksana tentang pandemi tahun ini.
4. Juorney To The
West/Kera Sakti
Iya. Siapa yang tak
kenal dengan serial satu ini. ini memang bukan drama Korea, tapi saya sangat
menyukai serial ini dalam berbagai versi (film dan serial). Entah mengapa saya
sangat menyukai semua karakter dalam serial ini, mungkin karena setiap karakter mewakili nafsu manusia. Bahkan sampai saat ini saya
masih hafal lagu Kera Sakti versi Indonesia. Anggap saja saat ini kita sedang belajar mengolah kesabaran layaknya mencari kitab suci dengan penuh perjuangan, melawan hawa nafsu, dan doa tiada akhir.
5. Hwayugi
Sudah saya jelaskan
kalau saya sangat menyukai Juorney To The West berbagai versi, tak terkecuali
versi Korea yang diberi judul "Hwayugi" atau "Korean
Odyssey". Sejak awal diumumkan, drama Korea yang dirilis 2017 ini, saya
sangat antusias, sebab saya yakin saya pasti menyukainya. Karakternya menawan,
dengan alur yang tidak membuang-buang karakter. Semua karakter diberikan porsi
maksimal (meskipun ada beberapa yang kurang tepat), selebihnya saya sangat
menyukai. Terutama pada satu karakter yang membuat saya mengagumi kemampuan
akting si aktor. Bagaimana tidak, satu aktor memerankan tiga karakter dalam
satu drama. Ia bahkan menjadi 'pembalik' dalam alur drama ini. Penasaran? Silakan ditonton.
6. Mr. Sunshine
Drama ini juga
dirilis pada 2018. Tak main-main, drama ini termasuk drama tersukses hingga
mancanegara. Ini salah satu drama yang menggaet aktor spesialisasi film layar
lebar yang nama-namanya sangat diperhitungkan dalam perfilman Korea bahkan
salah satu dari pemeran utamanya telah merambah perfilman Hollywood. Genrenya
masih sama dengan Gu Family Book. Perjuangan untuk bebas dari penjajahan,
cinta, nasionalisme, dan kemanusiaan. Ini satu-satunya drama (bukan drama
sekolah) yang saya tonton tanpa ada adegan ciuman sama sekali selama 24
episode. Drama ini berlatar tahun 1800-an akhir dan 1900-an awal, bahkan saat
nonton drama ini, saya seketika teringat kisah dalam novel Bumi Manusia.
Setting waktunya sama, ceritanya pun tak jauh beda. Maka, tak ada alasan bagi
saya untuk tidak jatuh cinta pada drama ini.
7. Reply 1988
Terakhir ialah
drama yang dirilis pada 2016. Drama ini bergenre 'slice of life', tak jauh beda
dengan My Mister. Hanya saja drama ini unsur komedinya lebih banyak. Drama ini
sangat tepat kita tonton dalam masa-masa di rumah saja, sebab saat kita merindukan
teman, merindukan tempat tongkrongan, bahkan merindukan omelan orangtua saat
kita pulang kemalaman atau berbuat kesalahan di luar, semua bisa kita dapatkan
dan rasakan dengan nonton drama ini. Setelah nonton drama ini, saya jadi
tertantang untuk mencoba menulis kisah sehari-hari, dengan konflik ringan namun
sarat makna. Sebab, kejadian-kejadian kecil yang disorot dalam drama ini sangat
bermakna mendalam. Membuat saya berpikir tentang perasaan ibu yang sebenarnya
lelah mengatur rumah tangga tapi tak dirasakan, ayah yang sulit tertekan dengan
pekerjaan tapi tetap bertahan untuk keluarga, bahkan perjuangan anak muda yang
idealis tapi terbentur larangan orangtua. Inilah drama yang menghangatkan.
Demikian beberapa
drama Korea yang saya tonton berkali-kali dan saya rekomendasikan kepada
teman-teman Pembaca (bagi yang berminat). Terima kasih sudah membaca tulisan
hasil kegabutan saya. Semoga berbahagia.
Tabik.
Minggu, 31 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar